Aek Sijornih
Mungkin karena airnya yang bening, dingin dan jernih membuat air pemandian dari bebukitan ini dinamakan Aek Sijornih. Dalam bahasa Tapanuli Selatan, Aek (sungai) dan Jornih berarti (jernih), artinya air/sungai yang jernih.
Beningnya air menjadi inspirasi warga sekitar untuk menamakan sungai yang terletak di Tapanuli Selatan ini yang jarak tempuhnya sekitar setengah jam perjalanan dari Kota Padang Sidempuan kearah Madina.
Sungguh kejernihan air ini semakin langka kita temui di negeri ini akibat pencemaran oleh manusia. Jumlah debit airnya juga tergolong cukup besar sehingga sungai ini dijadikan destinasi wisata, sekaligus pemandian bagi warga sekitar dan juga pendatang yang berkunjung ke Padang Sidempuan.Kontur tanahnya yang mendaki karena terletak di areal bebukitan membuat air mengalir tercurah dari atas laksana air terjun sehingga menambah eksotisme Aek Sijornih. Keistimewaan air yang sangat jernih inilah yang sesungguhnya menjadi daya tarik Aek Sijornih secara keseluruhan.
Jika kita mendaki ke atas , sekitar daerah pinggang bukit, kita akan melihat lintasan sungai dengan air yang mengalir tenang dan jernih sehingga dasar sungai dengan bebatuannya terlihat jelas. Air kemudian mengalir dengan deras menuju kaki bukit menimbulkan bunyi gemericik air yang cukup kuat. Karena kontur tanah yang cukup terjal inilah sehingga menyebabkan lintasan air laksana air terjun. Pada hari libur, seperti hari Minggu Aek Sijornih ini akan ramai dikunjungi warga, baik yang datang dari Kota Padang Sidempuan ataupun daerah di sekitarnya. Mereka datang bersama keluarga dengan membawa anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Anak-anak memang pada umumnya senang bermain air. Di tempat pemandian itu sendiri, warga sekitar yang mengelola Aek Sijornih secara swadaya membuat semacam kolam renang sederhana yang sangat cocok bagi anak-anak. Tak jarang para keluarga membawa bekal makanan yang dinikmati di atas hamparan tikar usai mandi ataupun di dalam air. Bagi pengunjung juga tersedia pondokan untuk istirahat bersama keluarga ataupun teman-teman.
Sayangnya, keindahan alam dan kejernihan Aek Sijornih belum tertata dengan apik dan maksimal. Tampaknya pemerintah setempat belum melihat kawasan ini sebagai destinasi wisata alam yang mesti dikelola sebagai kebanggaan daerah. Hal ini terlihat dari kawasan sekitar sungai yang kumuh. Memasuki areal pemandian misalnya, banyak sampah berserakan, sementara rumput dan ilalang tumbuh di sana-sini karena memang lokasi sungai ini berada di daerah bebukitan layaknya hutan.
Mungkin, karena sungai ini juga berada di kawasan tanah milik warga sekitar menyebabkan pengelolaannya tidak maksimal. Apalagi kepemilikan tanah di kawasan tersebut oleh beberapa warga yang berbeda. Itu pula pada beberapa tahun silam, banyak pengunjung protes dan enggan berkunjung ke Aek Sijornih akibat banyaknya pungutan yang dilakukan warga.
Misalnya masuk ke tanah si A, pengunjung harus membayar uang masuk sekian rupiah, kemudian masuk ke tanah si B lain lagi pungutannya. Untungnya, belakangan hal itu tidak terjadi lagi. Seperti pengalaman penulis pada akhir Desember 2010 lalu ketika berkunjung ke Aek Sijornih. pungutan yang ditetapkan warga pengelola sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya.
Pungutannya tidak memberatkan bagi pengujung yang datang. Kalau Anda, berkunjung ke Padang Sidempuan, tak ada salahnya mampir dan mencoba pemandian alam Aek Sijornih ini. Dijamin, Anda akan puas bermandi ria dengan kejernihan air yang berasal dari mata air pengunungan yang dingin menyejukkan itu.
Salak Simarsayang: Selain mandi air sungai yang jernih, Bukit Simarsayang adalah satu lagi tempat wisata yang layak dikunjungi di Kota Padang Sidempuan. Dari bukit yang ditumbuhi tanaman perkebunan salak milik warga ini kita bisa melihat Kota Padang Sidempuan dengan sudut pandang berbeda karena dilihat dari puncak bukit yang cukup tinggi.
Entah apa asal muasal nama bukit ini diberi nama Simarsayang, yang dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih berkasihsayang. Mungkin karena bukit ini sering dijadikan tempat pasangan kekasih memadu cinta sehingga disebut Simarsayang.
Tapi, bukan itu yang menarik. Justru sensasi unik yang bisa dinikmati di bukit ini adalah bisa memetik buah salak langsung dari pohonnya dan tentu saja bisa langsung menikmatinya. Tetapi jangan lupa, transaksi dulu dengan pemilik kebun soal biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menikmati sensasi memetik buah salak ini. Memetik salak, memang tak segampang seperti memetik buah lainnya. Buah salak memiliki kulit luar yang tajam karena dipenuhi duri kecil yang cukup sakit jika tersentuh kulit.
Jadi, kita mesti ekstra hati-hati untuk memetiknya. Buah yang bergerombol dalam satu tandan ini jika matang biasanya kulit luarnya akan mulai berkurang durinya. Rasa salak asal Kota Padang Sidempuan ini , sepat-sepat manis dan asam. Warna daging buahnya juga khas yakni ada warna kemerah-merahan. Inilah ciri salak Sidempuan yang banyak disukai orang. Sampai saat ini, wisata memetik buah salak sendiri masih belum begitu popular di bukit Simarsayang. Hanya sesekali seperti orang perantauan yang pulang kampung atau orang yang memang mengenal pemilik kebun kemudian minta izin untuk bisa memetik langsung salak dari pohonnya.